I
Dalam hal daya jelajah pasar dan super market, juara pertama
diraih oleh Ibu Musholaha. Entah Maha Besar Dia yang telah menciptakan kaki
dengan tulang yang sebenarnya adalah besi dalam kaki ibu. Sehingga keliling
carefour selama empat jam tidak membuat beliau tersiksa, sementara Ari dan Ubed
sudah kadung ngesot di pojokan mall. #Nahloh?
Sebagai anak yang baik, saya tetap sabar menemani langkah ibu. Meski
kadang-kadang ketika ibu sudah berjalan 10 meter di depan saya, saya sudah
sakau dan ditolong orang-orang di mall. Adegan pun semakin mengharukan, ketika instrument
Idris Sardi menemani sakauku karena letih berkeliling mall. Aku hanya menatap
langit yang biru dan berujar “Maaf ibu, kakiku sengkle” #Prak!! Hahaha.
Dan dengan kejang-kejang yang tersisa saya paksakan untuk berjalan. Lantas
kemana yang lain? Kemana Ari, Mas Chotib, Mbak Ia, Mbak Mila, Seilan dan yang lain. Dan sesampainya di rumah, ternyata di kamar ada “urut
party”. Kesimpulannya ; Ibu punya daya jelajah mall yang luar biasa. Sehingga
Seilan tak henti-hentinya menangis sambil kencing di kamar mandi dan bilang
dengan nada cemberut khas anak kecil dengan mulut yang monyong.
“Besok aku mau nelfon ultraman. Babah. Biar dibakar mallnya. Eee emak iku keliling
mall sampai ibuku loro. Gini nih siapa yang mau cebokin???!!” Dan ruangan pun
hening. Seilan diam-diam cebok dengan air kencingnya sendiri. “Wes gapopo,
kesuen”
#NGIK
Ceritanya cukup sampai di sini. Tidak panjang, biar yang baca kagak bosen. Mari kita lanjutkan ke tulisan yang kedua.
II
Mungkin setiap setelah solat, ibu tidak hanya berdzikir
dengan asma Allah saja. Tapi selain nama-nama Allah, Ibu juga berdzikir dengan
menyebut satu kalimat yang membawa kemaslahatan seluruh rumah dengan penuh
sakinah mawaddah wa rahmah dunia dan akhirat hingga kiamat tiba. Kalimat itu
adalah “gembok”.
Begitulah, kamera CCTV di kamar ibu selalu merekam dengan nyata kejadian betapa
Ibu selalu mengingat asma gembok yang adil dan beradab (pancasila kalek). Dan kamera
CCTV merekam bahwa ibu setiap malam terjaga 20 kali dan setiap kali bangun ia
senggol kaki mbak mutik.
I
“Wes digembok pagernya?”
“Wes mak”
Tidur lagi
II
“Wes digembok pagernya?”
“Uwes mak..”
Tidur lagi
III
“Wes digembok pagernya?”
gak ada jawaban, ternyata mbak mutik………..
menghilang!!!!!!!!
Ibu berdiri dengan membenarkan sewek jawa yang mau lepas. Kemudian teriak “Mutiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkk.
Kau lari dariku!!!”
Dari arah Mushollah mbak Mutik menangis ketakutan dan berdoa
"Ya Allah, aku ngantuk eh.. Gak nyenyak tidur. Ampunilah dosaku, karena aku
ngantuk”
Dan ibu mulai terharu mendengar doa anak sulungnya ini. Kemudian ibu deprok di
tangga lantai 3 rumah dengan air mata bercucuran. Sambil berkata “Semua ini
gara-gara kamu, Mbok. GEMBOK” Hahaha. Tapi syukur, setelah kejadian itu Ibu
sudah jarang lagi terjaga malam hari dan was-was soal gembok. Jika dulu setiap
malam ibu terjaga sebanyak 20 kali untuk menanyakan perihal rumah yang belum
digembok. Maka kini, ibu hanya terjaga sebanyak 19 kali. Lumayan, berkurang
satu.
Dan mbak Mutik merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan ibu setiap malam.
Maka ia meminum obat tidur dosis tinggi. Maka wajar jika tiap hari kami sibuk
membersihkan ayan yang meleleh kemana-mana di kamar Ibu setiap pagi.
Di sini sudah jam 9, ngantuk!
Read more »»