AKIDAH XC MA AL FATICH

 SOAL LATIHAN

Kerjakan soal-soal dibawah ini


1

Asmaul Husna artinya…

2

Alex berdoa kepada Allah karena ia tahu Allah bersifat____________yang artinya_________

3

Sebutkan 5 asmaul Husna yang kamu ketahui beserta artinya______________

4

Asmaul Husna dijelaskan oleh Allah dalam Al Quran QS.___________

5

Berikan contoh dari Allah bersifat al-Jami’!

6

Sumber syariat Islam adalah_______&______ serta sahabat yang diutus ke Yaman adalah_______

7

Maksud dari ayat و ما أؤسلناك الا رحمة للعالمين adalah_____

8

Wasatiah dapat dimaknai_________ jal ini disebutkan dalam Al Quran QS. __________

9

Arti dari Umaatan wasatan adalah___________

10

Apa maksud dari Hablum minannas dan Hablum minallah__________

11



Kerjakan soal-soal di atas di sebuah kertas, lalu kirim hasil pekerjaan kalian ke No WA guru pengajar (0812171513336).



Read more »»  

Materi Akidah Kelas X (MA Al-Fatich) -Ujian Harian-

Minggu ini adalah pengambilan nilai ujian harian untuk mapel Akidah. Soal ujiannya sebagai berikut:

Hafalkan sifat-sifat wajib Allah di bawah ini. Lalu rekam melalui video dan kirim kepada guru mapel.

Wujud: Ada
Qidam: Dahulu
Baqa': Kekal
Mukhalfatu lil hawadisi: Berbeda dari makhluknya
Qiyamuhu binafsihi: Berdiri sendiri
Wahdaniyah : Esa
Qudroh : Kuasa
Iradah: Berkehendak
Ilmun : Mengetahui
Hayan: Melihat
Sama': Mendengar
Basor : Melihat
Kalam : Berbicara

Hafalkan dengan sebaik-baiknya karena ujian harian kali ini akan menjadi salah satu penilaian penting di rapot. 
Read more »»  

Teka-teki Pak Basri


Ia senantiasa membagi cintanya pada malam, pada suhu di ambang batas juga segerombolan manusia-manusia yang mulai lupa dengan didihan neraka. Jalan-jalan yang ia jejaki selaksa lorong-lorong yang hambar, serupa terowongan yang ramai oleh nyanyian ringkih dan gelak tawa tak berpenghabisan. Sekali lagi hanya pada malam ia berkawan. Bahkan, ia mulai bersatu bersama bulan bintang demi mengubur alunan ringkih juga gelak tawa dari manusia-manusia yang lupa itu.

Pekerjaannya sebenarnya sederhana; guru ngaji. Setiap senja menyeruak di ufuk barat. Ia siapkan perangkat mengajarnya. Mengasuh anak-anak kampung yang masih ingusan, anak-anak yang bahkan tidak tahu cara memakai jilbab atau bersarung. Sudah cukup lama ia tenggelam dalam aktifitas yang menjenuhkan ini, sejak usianya baru 20 tahun dan kini ia menginjak 61 tahun. Amat lama. Bosan tentu, tapi keistiqomahannya masih perkasa di dadanya.

Ia berangkat setiap siang, mengajar Al-Qur’an di pondok bambu kecil yang dulunya hanya gudang. Pondok itu terlihat tertata kini. Sekat-sekat kayu membatasi antar kelas mengaji. Pak Basri, begitu orang menyebutnya tengah mendidik sekitaran 30 murid. Sangat mudah mengenali kedatangan Pak Basri, parfumnya khas dan sudah tercium dari jauh. Bahkan entah oleh sebab apa, wajahnya selalu menyimpan   aura bersinar yang tidak pernah usai cahyanya sejak dulu.
Read more »»  

Muhammad : Lelaki Bangsa Arab




Muhammad bin Abdullah, seorang lelaki yang kisah-kisahnya selalu disampaikan oleh Abah ketika aku  masih kecil. Begitulah Abah, belasan tahun yang lalu beliau selalu mengajakku duduk berdua setelah mengaji.  Kami terbiasa berdua di malam hari dan Abah bercerita tentang Muhammad.  Setiap malam, hingga bintang-bintang seperti tersenyum melihat seorang anak kecil sepertiku diajari dengan penuh kasih tentang Muhammad bin Abdullah. Kebiasaan ini terjadi setiap harinya.  Malam berganti malam dan aku tidak pernah benar-benar  tahu dengan lelaki yang selalu diceritakan jalan hidupnya oleh Abahku itu.

Saat masih kecil, aku selalu membayangkan seperti apa wajah Muhammad bin Abdullah itu? Kadang aku membayangkan ia berwajah seperti Abah. Apa karena Abahku juga bernama Muhammad? Apa karena Abah juga rajin sembahyang? Entahlah, aku masih kecil. Namun pelan-pelan ketika aku mulai mengikuti kegiatan marhabanan di pesantren Roudloh yang digelar setiap malam Jum'at, aku kemudian sadar bahwa nama Muhammad sering disebut-sebut di sana dengan nyanyian.

“Kanjeng Nabi itu lelaki yang tangguh, anakku” ujarnya. Aku dengarkan setiap kata yang disampaikan Abah dengan kepolosan. Jujur saat itu aku sedikit  heran dengan alasan Abah meletakkan kata “Kanjeng” sebelum Muhammad. Belakangan saya tahu bahwa  “Kanjeng” adalah pengganti kata “Tuan” dalam tradisi Jawa. Maka waktu terus berjalan dan dalam lingkungan kejawaan yang kental, aku mulai akrab dengan nama Muhammad.

Salah satu kisah yang selalu saya ingat saat kecil dulu tentang Muhammad bin Abdullah adalah ketika Halimatus Sa’diyah, ibu susu Muhammad datang menemui Muhammad. Ia ketuk pintu rumah Rasulullah, aku membayangkan bagaimana perasaan seorang Halimah mendapati anak susunya ternyata menjadi seorang Nabi, menjadi panutan jutaan orang. Nabi akhirnya membukakan pintu, ia tersentak penuh bahagia. Sungguh  yang dilakukan oleh Muhamad kala itu sangat istimewa. Secepat mungkin ia lepaskan surban di kepalanya, ia bentangkan di atas kursi dan mempersilakan Halimah duduk.

Di akhir cerita Abah berkata “Bayangkan, apa yang kamu tangkap?”. Aku hanya terdiam tak berkata apa-apa, diamku melahirkan sunggingan senyum di bibir Abah. Tapi belasan tahun kemudian, aku baru memahami maksud Abah. Abah hendak berpesan “Bayangkan anakku, jika kepada Ibu susunya saja Rasulullah begitu memuliakan. Bagaimana kepada Ibu kandungnya?”. Subhanallah. Dialah Muhammad bin Abdullah, lelaki bangsa Arab yang kisah-kisah hidupnya kerap mengiringi malam-malamku menjelang tidur.

Ini hanya sekilas. Sehingga di usia ke 20 ini, setiap kali membaca sejarah hidup Nabi Muhammad dari berbagai literatur aku selalu terkenang dengan masa ketika aku dan Abah duduk berdua di malam hari. Ia menatapku dan bercerita dengan penuh semangat tentang lelaki tampan dari bangsa Arab. Lelaki yang ditinggal oleh Ayah dan Ibunya sejak kecil. Lelaki yang kemudian begitu dicintai oleh 1.5 miliar manusia di seantero dunia.

Muhammad bin Abdullah..
Seperti apakah aku merindukan wajahmu?
Kecuali hanya sebatas cerita-cerita yang disampaikan oleh Abahku saat aku kecil dulu.

Shollu Alaihi Wasallim..

-----
Tulisan ini saya persembahkan buat Ahmad Hikmi yang selalu mengajarkan saya untuk selalu mencintai Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Seorang sahabat yang selalu membawa tasbih ke masjid. 
Read more »»  

Cerita Seri I (Ibu)





I
Dalam hal daya jelajah pasar dan super market, juara pertama diraih oleh Ibu Musholaha. Entah Maha Besar Dia yang telah menciptakan kaki dengan tulang yang sebenarnya adalah besi dalam kaki ibu. Sehingga keliling carefour selama empat jam tidak membuat beliau tersiksa, sementara Ari dan Ubed sudah kadung ngesot di pojokan mall.  #Nahloh?

Sebagai anak yang baik, saya tetap sabar menemani langkah ibu. Meski kadang-kadang ketika ibu sudah berjalan 10 meter di depan saya, saya sudah sakau dan ditolong orang-orang di mall. Adegan pun semakin mengharukan, ketika instrument Idris Sardi menemani sakauku karena letih berkeliling mall. Aku hanya menatap langit yang biru dan berujar “Maaf ibu, kakiku sengkle” #Prak!! Hahaha.

Dan dengan kejang-kejang yang tersisa saya paksakan untuk berjalan. Lantas kemana yang lain? Kemana Ari, Mas Chotib, Mbak Ia, Mbak Mila, Seilan dan yang lain. Dan sesampainya di rumah, ternyata di kamar ada “urut party”. Kesimpulannya ; Ibu punya daya jelajah mall yang luar biasa. Sehingga Seilan tak henti-hentinya menangis sambil kencing di kamar mandi dan bilang dengan nada cemberut khas anak kecil dengan mulut yang monyong.

“Besok aku mau nelfon ultraman. Babah. Biar dibakar mallnya. Eee emak iku keliling mall sampai ibuku loro. Gini nih siapa yang mau cebokin???!!” Dan ruangan pun hening. Seilan diam-diam cebok dengan air kencingnya sendiri. “Wes gapopo, kesuen”

#NGIK

Ceritanya cukup sampai di sini. Tidak panjang, biar yang baca kagak bosen. Mari kita lanjutkan ke tulisan yang kedua.

II
Mungkin setiap setelah solat, ibu tidak hanya berdzikir dengan asma Allah saja. Tapi selain nama-nama Allah, Ibu juga berdzikir dengan menyebut satu kalimat yang membawa kemaslahatan seluruh rumah dengan penuh sakinah mawaddah wa rahmah dunia dan akhirat hingga kiamat tiba. Kalimat itu adalah “gembok”.

Begitulah, kamera CCTV di kamar ibu selalu merekam dengan nyata kejadian betapa Ibu selalu mengingat asma gembok yang adil dan beradab (pancasila kalek). Dan kamera CCTV merekam bahwa ibu setiap malam terjaga 20 kali dan setiap kali bangun ia senggol kaki mbak mutik.

I
“Wes digembok pagernya?”
“Wes mak”

Tidur lagi

II
“Wes digembok pagernya?”
“Uwes mak..”

Tidur lagi

III
“Wes digembok pagernya?”

gak ada jawaban, ternyata mbak mutik………..
menghilang!!!!!!!!

Ibu berdiri dengan membenarkan sewek jawa yang mau lepas. Kemudian teriak “Mutiiiiiiiiiiiiiikkkkkkkkkkk. Kau lari dariku!!!”
Dari arah Mushollah mbak Mutik menangis ketakutan dan berdoa

"Ya Allah, aku ngantuk eh.. Gak nyenyak tidur. Ampunilah dosaku, karena aku ngantuk”

Dan ibu mulai terharu mendengar doa anak sulungnya ini. Kemudian ibu deprok di tangga lantai 3 rumah dengan air mata bercucuran. Sambil berkata “Semua ini gara-gara kamu, Mbok. GEMBOK” Hahaha. Tapi syukur, setelah kejadian itu Ibu sudah jarang lagi terjaga malam hari dan was-was soal gembok. Jika dulu setiap malam ibu terjaga sebanyak 20 kali untuk menanyakan perihal rumah yang belum digembok. Maka kini, ibu hanya terjaga sebanyak 19 kali. Lumayan, berkurang satu.

Dan mbak Mutik merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan ibu setiap malam. Maka ia meminum obat tidur dosis tinggi. Maka wajar jika tiap hari kami sibuk membersihkan ayan yang meleleh kemana-mana di kamar Ibu setiap pagi.

Di sini sudah jam 9, ngantuk!
Read more »»  
http://albarnation.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-slide-show-di-blog.html#ixzz2NQNHNucp